Selasa, 12 Juli 2011

Perguruan Tinggi Hanya untuk Si Kaya?

JAKARTA - Jenjang pendidikan tinggi yang seharusnya bisa dinikmati oleh semua kalangan, ternyata hanyalah khayalan belaka.

Betapa tidak, otonomi kampus yang menetapkan sumbangan pada calon mahasiswa dengan standar fantastis, membuat mereka yang kurang mampu mengurungkan cita-cita mengecap pendidikan tinggi.

Bedasarkan keadaan ini, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Djoko Santoso mengatakan, Dikti akan menerapkan standar sumbangan bagi calon mahasiswa sesuai dengan kemampuan orangtua mereka.

"Jadi, sumbangan akan ditetapkan, semisal sesuai dengan kemampuan orangtuanya. Hal ini dimaksudkan untuk menyamaratakan berapa besaran sumbangan yang akan diberikan," ujar Djoko pada wartawan di Gedung Dikti, Jakarta Selasa (12/7/2011).

Dia mencontohkan, semisal jika penghasilan Rp10 juta per bulan, jumlah maksimal tarikan sumbangan jangan sampai dua kali dari gaji. "Tetapi, jika penghasilannya di atas Rp10juta, besaran sumbangan bisa ditetapkan dengan proporsional," katanya menjelaskan.

Kemudian, bagaimana dengan mahasiswa yang kurang mampu? Djoko mengatakan, dengan adanya sistem ini justru akan membantu mahasiswa yang kurang mampu.

Tetapi, Djoko melanjutkan, kisaran besaran sumbangan belum ditentukan. Untuk sementara sistem ini akan diterapkan tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar